info@gerakanpasti.org

@gerakan.pasti

Mengirim pesan melalui website.

Aktivitas

The Last of us

Aktivitas Lapangan

The Last of us

Kolaborasi Dengan Mitra

The Last of us

Kolaborasi Dengan Pemerintahan

Blogs

Terima Kasih kepada CV Trimitri Kencana atas kepeduliaan nya kepada pejuang lingkungan di Kabupaten Banyumas

Gerakan Pasti (Plastik Akal Sehat untuk Indonesia) bermitra dengan CV Trimitra Kencana, Jakarta memberikan kaos kerja kepada PT. Green Prosa dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) – Banyumas pada tanggal 22 Maret 2022 yang lalu kepada para pejuang lingkungan yang telah bekerja dalam pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan sampah

Merayakan Hari Peduli Sampah, Stop Retorika!

Telah lama Indonesia berada dalam kondisi darurat sampah. Untuk sampah plastik saja, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Sementara itu, tiga tahun sebelumnya, studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan sekitar 0,26 juta-0,59 juta ton plastik ini mengalir ke laut. Kondisi itu tak bisa terus dibiarkan. Tak cukup juga hanya tergantung pada upaya pemerintah saja.

Ingin ikut bagian dari penanganan darurat sampah, Arky Gilang Wahab, seorang alumnus Teknik Geodesi dari ITB, terjun dalam penanganan sampah di Banyumas pada tahun 2018. “Ada masalah cukup besar, Banyumas darurat sampah, TPA longsor didemo warga. Sampah di kota ngga diambil, akhirnya ada yang numpuk di alun-alun, di gor, semua dikumpulkan disana,” ujar Arky menuturkan alasan awal Green Prosa, lembaganya turut berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sampah Banyumas.

Yah, Kabupaten Banyumas pernah menghadapi kondisi darurat sampah pada tahun 2018 ketika TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Banyumas didemo dan ditutup oleh warga sekitar. Rapat darurat sampah yang digelar oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Banyumas sempat deadlock dan tidak menemukan solusi. Ujungnya, pemkab mengirimkan pesan berantai melalui whatsapp (WA) kepada seluruh RT dan RW di daerah perkotaan mengenai kondisi darurat sampah akibat penutupan TPA Kaliori.

Arky melihat kondisi itu tidak bisa terus dibiarkan. Hingga pada tahun yang sama, dia dan rekan-rekannya di Green Prosa, sebuah startup konservasi lingkungan, mulai melakukan riset pengelolaan sampah.”Kemudian sedikit demi sedikit, awalnya kami kelola semua sampah organik dan anorganik, tapi pada tahun 2019 kami putuskan hanya mengatasi sampah organik saja karena komposisi sampah lebih besar yang organik 50-60%,” beber pria berkacamata itu. Selain komposisinya yang lebih besar, Arky menilai jarang orang peduli dengan keberadaan sampah organik.

“Kami pikir, bila kami fokus mengambil sampah anorganik maka teman-teman pemulung akan terputus ladang rezekinya,” bebernya mengenang awal mula lembaganya mengangkut sampah organik untuk membantu Pemkab Banyumas.

Bekerja sama dengan empat Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dia mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. “Tapi ini butuh lahan besar dan waktu yang lama sehingga ujungnya jadi ngga efektif,” keluhnya. Untuk mengatasi masalah ini, dia dan rekan-rekannya akhirnya memutuskan untuk mempercepat penguraian sampah organik dengan menggunakan lalat jenis tentara hitam (black soldier fly).  “Kami putuskan untuk menggunakan Maggot yang bisa dibilang belatung atau larva black soldier fly yang dalam waktu sehari mereka bisa menguraikan sampah hingga 4-5 kali dari berat tubuhnya,” tuturnya dengan mimik serius.

 

Jadikan Pemulung Pahlawan Perangi Sampah

Sadar akan pentingnya peran para pemulung, Arky dan kawan-kawannya mengembangkan model bisnis untuk pengolahan sampah bersama dengan para mitra KSM mereka.

Diapun menuturkan, sampah yang diangkut dari pelanggan kemudian dibawa ke lokasi pemilahan untuk diambil sampah organiknya, kemudian diolah menjadi pupuk organik dan maggot untuk pakan ternak.

Ada tiga lokasi pemilahan sampah, yakni di Desa Karangcegak kecamatan sumbang, Desa Sokaraja Kulon Kecamatan Sokaraja, dan Kelurahan Teluk di Purwokerto Selatan.

“Lalu kami kolaborasi dengan kelompok tani, karena sekarang pupuk organik mahal 3-4 ribu yang non subsidi, pupuk kimia 14-15 ribu. Kami jual pupuk organik maksimal 1000 perak, tapi pola jualannya kami ajak kelompok tani (reseller), mereka jual 1500 rupiah per kilo),” jelas Arky tentang system bisnis turunan dari pengangkutan sampah di Kabupaten Purwakarta. Dampak dari system bisnis ini, dia menyebutkan adanya ekonomi sirkular karena petani sayuran dapat menurunkan ongkos produksi karena menggunakan pupuk organik yang lebih murah sehingga harga sayurpun bisa lebih murah.

Untuk mempermudah proses pemilahan sampah, Arky mengatakan bahwa Green Prosa telah membuat mesin pemilah sampah sehingga tidak manual.

Dengan model bisnis semacam itu, Arky mengklaim ada 250-an orang lebih penerima manfaat langsung. Sementara itu, penerima manfaat tidak langsungnya  ada 30 ribuan. Mereka adalah pelanggan layanan pengangkutan sampah KSM mitra-mitranya, yakni pedagang pasar, pemilik hotel, rumah sakit, beberapa obyek vital milik pemerintah, kelompok tani, dan peternak unggas.

Seluruh proses pengangkutan sampah ini dilayani oleh KSM mitra Green Prosa. “Di dalam kepengurusan KSM ada 115 orang yang terlibat untuk pengambilan dan pemilahan sampah organik,” ujar Arky. Meski memiliki peran besar, ternyata menurutnya, para pengangkut dan pemilah sampah memperoleh penghasilan pokok dibawah UMR (Upah Minimum Regional). “Penghasilan yang kami dapatkan dari pelanggan jauh dibawah UMR, tapi Alhamdulillah teman-teman happy karena mereka awalnya kerja serabutan, tapi akhirnya bisa punya penghasilan tetap per bulan,” jelasnya.

Jumlah pekerja yang terlibat dalam proses pengangkutan dan pemilahan sampah, menurut Arky, kian bertambah saat terjadi Pandemi Covid-19. “Jumlah KSM bertambah saat pandemi, sebelum pandemi kami kesulitan cari tenaga kerja. Kemarin, kami buka lowongan kerja dengan gaji antara 800 ribu-1 juta, ada 700 orang yang mendaftar,” katanya. Fenomena ini menurut pria berkacamata itu karena banyak warga Banyumas yang awalnya merantau tapi karena pandemi jadi kehilangan pekerjaan sehingga akhhirnya pulang kampung.

Menyadari urgensi pengelolaan sampah di wilayahnya serta potensi untuk membuka lapangan pekerjaan baru, Arky dan kawan-kawannya ingin mengubah mindset para pemulung serta pelanggan mereka. Dia ingin masyarakat menyadari bahwa sampah yang berbau bila diolah selain memberikan dampak positif bagi lingkungan,

juga dapat mendatangkan keuntungan finansial. “Kami jadikan mereka (pemulung) anggota KSM yang juga dapat pembinaan dari dinas terkait,” kata Arky yang juga ketua duta petani milenial Banyumas itu.

Hingga kini, dia mengestimasi bahwa pihaknya telah berhasil mengelola sampah organik di Kabupaten Purwokerto dan sekitarnya sebanyak 10–12-ton sehari. Dari jumlah itu, dia mengatakan rata-rata saat ini para mitra KSM-nya telah melayani hampir 6 ribu rumah pelanggan. “Setiap hari kami nambah pelanggan terus, tiap hari ada industri yang masuk,” tambahnya.

Untuk melayani pengambilan sampah, Arky menuturkan, tipping fee awalnya ditentukan besarannya oleh Green Prosa. Namun, nominal tersebut akhirnya ditentukan oleh KSM sendiri. “Restoran dan hotel sudah kita buat tarif, tapi kalau rumah tangga ada yang kita gratiskan, sesuai level ekonomi dari Rp 5 ribu – 20 ribu per bulan,” urainya.

Kendati saat ini jumlah pelanggan terus bertambah, namun dia tak menampik  bahwa masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata profesi para pemulung atau pengangkut sampah tersebut. “Dukanya, masih banyak yang merendahkan mereka, maka kami sebut mereka sebagai pengelola sampah bukan pemulung,” keluhnya.

Diapun menceritakan sering mendapatkan komplain dari pelanggan manakala kendaraan angkut sampah yang mereka miliki sedang rusak sehingga telat untuk mengambil sampah.

Padahal, bila dihitung, tipping fee yang diberikan pelanggan rata-rata hanya seribu rupiah per hari. “Istilahnya, mereka (pelanggan) benci tapi rindu, kalau telat dicari, kalau on time tidak ada yang memuji.  Kalau masuk lapak aduan Dinas LH, ngga ada yang bilang Alhamdulillah, terima kasih karena sampah kami sudah bersih,” ujarnya lalu tertawa.

Hingga kini, pihak KSM memiliki beberapa armada pengangkut sampah yang dua diantaranya berasal dari bantuan Kementerian PUPR dan  satu kendaraan roda tiga dari bantuan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas.

Soal stigma buruk yang dilabelkan kepada para pemungut sampah ini, Arky sendiri mengaku pernah mengalami. “Ngenes secara pribadi banyak, pada awal dulu (kegiatan pengangkutan sampah) saya mencoba untuk nyupiri sendiri, sempat ditertawakan teman yang lagi ngafe saya ambil sampah di kafe itu,” kisahnya.

 

Bekerja Sama dengan Gerakan Pasti Ingin Mengubah Mindset

Upaya penanganan sampah akan sulit menuai keberhasilan bila tanpa kerja sama dari berbagai pihak. Pada akhir tahun 2021, Arky memutuskan untuk menerima ajakan dari Naning Adiwoso, Ketua Umum Gerakan Pasti (Plastik Akal Sehat untuk Indonesia), dan Variati Johan yang merupakan Sekjen Gerakan Pasti untuk bekerja sama melakukan edukasi dalam mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya peran para pengangkut dan pemilah sampah. Namun, sebelumnya Green Prosa telah menggelar pelatihan rutin yang diberikan setiap Hari Senin kepada calon mitra & kelompok masyarakat yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Tujuan pelatihan tersebut adalah untuk memberikan edukasi tentang pemilahan sampah dan budidaya Maggot.

Alhamdulillah bersama dengan Gerakan Pasti, kami ingin punya mindset bahwa kita pengelola sampah tapi bukan sampah, dimulai dari ngasih mereka seragam untuk meningkatkan keamanan, lalu ke sepatu dan helmet,” beber Arky. Dia menambahkan, dengan menggunakan seragam dan alat keamanan yang standar, harapannya ada perubahan image para pengangkut dan pemilah sampah. “Kami mulai mengarahkan ke pelanggan kami di perumahan tentang arti kehadiran kami, maka kami jangan disepelekan,” tukasnya.  Selain itu, Arky melanjutkan, Gerakan Pasti juga akan membantu menggalang dana untuk pembangunan satu buah gudang. Rencananya, gudang ini akan dimanfaatkan sebagai lokasi pemilahan sampah.

Terakhir, dalam kesempatan yang sama, Sekjen Gerakan Pasti, Variati Johan mengajak setiap masyarakat untuk berkontribusi dalam penanganan sampah serta mendukung upaya Green Prosa di Banyumas tersebut. “Ini penting, karena sedikit banyak kita pasti menyumbang sampah tetapi kita sudah pasti tidak bisa mengolah sampah sendiri,” ingatnya. Ajakan ini menurutnya bukanlan tanpa dasar. Pasalnya, masalah sampah bukan hanya milik masyarakat di Kabupaten Banyumas semata. (**)

 

Gerakan Donasi untuk Para Pejuang Kebersihan

Teman – teman pemerhati dan peduli lingkungan.

Memperingati Hari Sampah bulan ini, kami Gerakan PASTI mengajak setiap pribadi yang pasti menyumbang sampah untuk ikut berkontribusi dengan melakukan donasi Rp. 135.000/baju. Jika mau donasi lebih juga boleh.

Bukan jumlah besar pada 1 orang tapi jumlah kecil tapi dilakukan oleh banyak orang. Bergerak bersama sosialisasikan Hari Sampah berikan Pahlawan Kebersihan tanpa tanda jasa dan tanpa seragam.

#terimakasihsudahpeduli.

Gerakan PASTI dalam Hari Konsumen Sedunia

 

Gerakan PASTI dalam Hari Konsumen Sedunia

Bertepatan dengan peringatan Hari Konsumen Sedunia, pada Senin, 15 Maret 2021, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengundang Gerakan PASTI untuk berkolaborasi dalam dialog virtual bertema “Bicara Soal Plastik Di Masa Pandemi COVID-19”.

Di masa pandemi saat ini, trend perilaku masyarakat telah berubah dari berbelanja offline menjadi online, dimana kita ketahui bahwa dalam berbelanja online memerlukan plastik berlapis-lapis untuk menjaga produk belanjaan tersebut tidak rusak. Dalam hal ini, konsumen juga bertanggungjawab dalam pengelolaan untuk mengurangi sampah plastik semaksimal mungkin.

Dalam dialog virtual tersebut, dihadiri juga oleh instansi-instansi pemerintahan, organisasi-organisasi serta rekan-rekan media.

Yuk mari lebih bijak dalam menggunakan plastik, kenali berbagai jenisnya, dan selalu pilih yang ramah lingkungan. Untuk menjadi bijak plastik, bagian dari perubahan perilaku terhadap plastik merupakan ciri sebagai konsumen yang bertanggungjawab.

Cerita Tentang Hari Ini

Waktu terus berjalan dan setiap saat ada saja masalah lingkungan . Sejak kemarin 1 Juli 2020 peraturan DKI dan peraturan pemerintah yang melarang pemakaian kantong Plastik kresek sudah dimulai. Pro dan kontra terjadi di medsos maupun pemberitaan di TV.

Apa yang sedang terjadi di masyarakat saat ini, menunjukkan kita tidak pernah siap & sungguh – sungguh memberikan solusi terkait kepentingan masyarakat banyak.

Terkadang peraturan dikeluarkan dan uji materi nya justru pada saat pelaksanaan. Semua perhatian jadi terpusat pada masalah tersebut. Beberapa minggu ke depan kita akan disajikan dengan berita tentang dampak pelarangan ini di semua sektor kehidupan masyarakat. Pertama yang di complain adalah Pemerintah. Kita seperti mulai lupa bahwa Covid belum berlalu dan masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Contohnya beradaptasi dengan New Normal dan New Norm. Karena itu mari kita berhenti menyalahkan satu sama lain, sadarilah permasalahan tetap ada dan masyarakat semakin resah dan terbebani.

Yang sudah terjadi saat ini  biarlah menjadi pembelajaran bagi kita bersama, fakta bahwa Pergub DKI belum menjadi  satu – satunya solusi yang tepat untuk menjawab permasalahan sampah. Mari kita gunakan akal sehat untuk menjadi solusi mengenai hal ini dan membantu pemerintah mencapai tujuan  lingkungan sehat, masalah sampah teratasi dari waktu ke waktu dan masyarakat hidup tenang mencari nafkah.

Masalah sampah tidak bisa diselesaikan seperti magic tetapi butuh kerjasama semua elemen yang memiliki solusi untuk berkolaborasi sehingga menjadi kekuatan sebagai solusi lokal bangsa Indonesia.

Siapa yang tergerak untuk memulai? Less ego more eco, berdamai dengan kepentingan diri sendiri atau sekelompok orang demi menuju Indonesia Sehat & Bersih.

Salam Hijau,
#sadarsampah
#bijakplastik
#solusilokal
#indonesiamampu
#indonesiaberjaya

Donasi kantong plastik (Biodegradable) ramah lingkungan yuk!

Salam hijau,

Pandemic Covid-19 yang terjadi saat ini sungguh berdampak besar pada kehidupan kita, diberlakukannya #selfquarantine yang berdampak pada kehidupan sehari-hari kita, banyak teman-teman yang dirumahkan sehingga tidak bisa bekerja, bagi teman-teman ojek online, supir taksi, pedagang kaki lima pun kena dampaknya, kesulitan untuk mencari nafkah.

Hal tersebut menggerakan hati teman-teman lainnya untuk membantu sesama dengan melakukan donasi dan memberikan sembako untuk meringankan beban teman-teman yang kesulitan. 

Gerakan PASTI berterima kasih atas kepedulian teman-teman yang sudah membantu turun ke jalan membagikan sembako, ada hal lain yang menarik perhatian kami, yaitu penggunaan kantung plastik konvensional  untuk membagikan sembako, bertambahnya jumlah penggunaan kantung plastik yang tidak terkontrol menjadi perhatian kami. 

Kami datang dengan solusi untuk membantu teman-teman yang ingin berbagi sembako, tapi tetap bisa menjaga lingkungan. 

Kami membuka donasi yang akan kami gunakan untuk memproduksi kantung plastik ramah lingkungan (Biodegradable) yang terurai dan kami akan salurkan kepada komunitas/teman-teman yang membagikan sembako. Dari masyarakat kembali ke masyarakat.

Solusi lokal untuk Indonesia

4R : Reuse, Reduce, Recylce & Return to Earth.

#sadarsampah

#bijakplastik

#PASTImenanglawancovid19 

BUKU BIJAK PLASTIK KENALI JENISNYA (EDISI PERTAMA)

Salam Hijau,

Di masa pandemik ini, sambil menjalankan WFH, Social Distancing (SD) / Physical Distancing (PD) kami mengeluarkan tulisan tentang Bijak Plastik

Pada edisi ini kami fokus membahas jenis-jenis plastik untuk teman-teman kenali.

Tidak hanya itu kami juga membahas situasi sampah yang terjadi di tanah air kita saat ini, lengkap dengan fakta-fakta yang sudah kami kumpulkan.

Kami memiliki tujuan untuk membantu teman-teman di masyarakat untuk lebih paham dan bijak dalam menggunakan plastik, karena kita tidak mungkin hidup bebas 100% dari plastik, alangkah baiknya kita bisa menjadi lebih bijak  karena memilik pengetahuan tentang plastik.

Semoga teman-teman memiliki sedikit waktu untuk mengunduh dan membaca Buku Bijak Plastik Edisi Pertama (Kenali Jenisnya) kami ini dan semoga mata , hati dan pikiran teman-teman bisa lebih jernih melihat situasi yang ada.

Terima kasih

#sadarsampah 

#bijakplastik

#PASTImenanglawanCovid19

 

GREEN INITIATIVE AWARD 2020

Gerakan Plastik Akal Sehat untuk Indonesia (PASTI) menggelar Green Initiative Award 2020, sebagai bentuk apresiasi kepada pelaku Green Initative yang telah sadar sampah dan bijak plastik. Kegiatan ini juga dalam rangka mendukung program pemerintah tentang pengurangan sampah plastik dan mewujudkan Indonesia Sehat dan Hijau.

Pemberian penghargaan ini untuk menunjukkan bahwa ternyata ada industri atau perusahaan yang sudah mau berubah untuk menerapkan prinsip ramah lingkungan. Selama ini perusahaan atau industri sudah ada yang mulai beralih pada produk yang ramah lingkungan, namun mereka enggan menunjukkan bahwa perusahaan mereka telah berubah. Ajang ini, merupakan alat ukur untuk mengetahui berapa banyak industri atau perusahaan yang merespon ajakan untuk beralih ke produk plastik ramah lingkungan, serta budaya dan manajemen usaha yang telah menjalankan pola perilaku yang green.

Green Initiative Award 2020 ini diikuti oleh 13 industri dan perusahaan dari seluruh Indonesia, yang terbukti telah melakukan upaya perubahan ke arah yang lebih baik bagi lingkungan. Para pemenangnya akan menjadi model bahwa ada perusahaan yang telah mampu dan mau untuk berubah, serta peduli terhadap kelestarian lingkungan. Keberadaan perusahaan yang telah mau bertransformasi dalam mengubah produk dan pengelolaan limbah plastiknya menjadi lebih ramah lingkungan, diharapkan juga mempengaruhi masyarakat untuk mau berubah.

Para peserta dan pemenang berfoto dengan Tim Gerakan PASTI

“Kalau yang ini mampu berubah, kenapa yang lain tidak mampu. Harapannya kita bisa berubah, mengedukasi publik, bukan untuk saling menyerang tapi mengubah perilaku dalam memilih plastik secara bijak,” ungkap Naning, Ketua Gerakan PASTI

Selain perubahan pada perusahaan atau industri serta masyarakat, perubahan juga diharapkan dapat dilakukan pemerintah melalui pembuatan peraturan perundangan maupun peraturan daerah yang seragam. Pemahaman yang sama tentang ramah lingkungan akan menjadi dasar penentuan produk plastik apa yang dapat dibeli masyarakat, terutama yang mampu terurai secara cepat di alam.

“Tidak mungkin menyuruh masyarakat membeli produk yang mahal tapi masyarakat di suatu daerah ternyata tidak mampu membeli, tidak bisa hanya melihat kota besar saja,” imbuh Naning.

Dari penilaian dewan juri yang terdiri dari Noer Adi Wardojo (KLHK), Tulus Abadi (YLKI), serta Puput TD Putra (KPPL-I), terdapat sejumlah perusahaan yang mendapat Juara 1, serta dinilai telah mampu mewujudkan Indonesia sehat dan hijau. Para pemenang itu antara lain; PT. Rejeki Kenceng Timur (kopi Kenceng) sebagai Pemenang 1 kategori Retail, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita sebagai Pemeneng 1 kategori Klinik/ Rumah Sakit, M Bloc Space sebagai pemenang 1 kategori Kantor, PT. Harapan Infiniti Mulia sebaga Pemenang 1 kategori Industri Kecil, dan PT. Suparma Tbk sebagai Pemenang 1 kategori Industri Besar.

Waktu penjurian yang diadakan pada tanggal 17 Februari 2020

Pemberian Green Inititve Award ini didasari pada beberapa kriteria, seperti telah menggunakan produk yang ramah lingkungan, sudah mau memproduksi dari plastik konvensional beralih ke plastik ramah lingkungan. Inisiatif untuk berubah itu menurut Ketua Umum Koalisi Pemantau Plastik Ramah Lingkungan Indonesia (KPPL-I) Nasional, Puput TD Putra, menjadi prinsip dasar penilaian ajang Green Initiative Award 2020.

Beberapa perusahaan telah menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, mulai produksi plastiknya yang sudah ramah lingkungan, hingga manajemen perusahaan dan pengolahan limbahnya yang tidak lagi berbahaya bagi lingkungan hidup.

Hadir memberikan penghargaan kepada pihak perusahaan yang memenangkan Green Initiative Award 2020 tadi malam, yaitu Ketua YLKI, Tulus Abdi dan pengamat Sosial, Imam Prasojo.
Para Pemenang Award dengan Bapak Tulus Abdi (Ketua YLKI), Bapak Imam Prasojo (Pengamat Sosial) dan Ibu Naning (Ketua Gerakan PASTI)
Diadakan juga Talk Show yang dihadiri oleh narasumber dari aktifis Milenial, mereka mayoritas memiliki kegiatan peduli terhadap masalah sampah plastik. Mereka generasi yang tampak senang jika di lingkungannya bebas sampah plastik. Bahkan diantara mereka menginginkan agar tempat wisata Indonesia diakui oleh dunia karena kebersihan lingkungannya.
Talk show dari narasumber aktivis milenial 
Dan dalam kegiatan ini Gerakan PASTI bekerjasama dengan INIAS Resource Center ( Interior Ruang Arsitektur Indonesia), GPCI ( Green Product Council Indonesia), JPIP ( Jaringan Pemerhati Industri dan Perdagangan), YPBI ( Yayasan Peduli Bumi Indonesia) dan KPPLI ( Koalisi Pemantau Plastik Ramah Lingkungan Indonesia).
Sumber:
1. http://mediaindonesiaraya.id/2020/02/19/gerakan-pasti-gelar-green-initiative-award-perusahaan-pendukung-pengurangan-sampah/
2. http://www.melayutoday.com/berita-4037-gerakan-pasti-gelar-penghargaan-inisiative-award-2020.html

Sosialisasi Green Initiative Award 2020

Bisakah kita bilang “SAY NO TO PLASTIC ?”

Pada kenyataannya tidak! 

Plastik adalah produk yang luar biasa, ringan, kuat, dan tidak hancur beratus tahun.

Pernakah terlintas sebelumnya kemana plastik akan berakhir?

Setiap negara berbeda-beda tergantung keadaan:

  1. Geo EnvironmentSampah di Indonesia berakhir di TPA !!! Maka semua sampah harus dapat terurai.

    Negara kita lembab, dimana matahari bersinar sepanjang tahun, dengan area yang sangat luas dan terdiri dari berbagai pulau dan terletak di katulistiwa sebagai  negara tropis.

  2. Geo SosialPendapatan masyarakat kita masih rendah dibandingkan Eropa, Amerika, Jepang, Korea dan negara maju lainnya.

    Hampir 50% atau lebih dari penduduk kita masih di bottom of the pyramid, hanya lulusan SD dan SMP, sehingga kurang pemahaman/pengertian tentang jenis plastik dan akibatnya.

    Secara social atau kebutuhan masyarakat, apa yang diberikan ke masyarakat bawah harus sesuai dengan kemampuan serta kesediannya.

  3. Geo Ekonomi 

    Sementara solusi yang mudah dan tersedia saat ini yang sesuai dengan jangkauan masyarakat adalah OXO.

    Kemungkinan 10 – 20 tahun ke depan, dimana masyarakat sudah paham dan terinformasi dengan baik, maka mungkin akan bergeser ke lain jenis plastic. Dimana tentunya para industry dan researcher tidak akan berhenti disini untuk terus mengembangkan inovasi dengan memperhatikan isu lingkungan.

  4. Geo PolitikalSecara politis, kondisi Indonesia tidak seperti negara maju, dan harus dapat menyelesaikan berdasarkan kemampuan masyarakat bukan keinginan/kehendak negara maju. Oleh karena itu, seharusnya memikirkan kemampuan masyarakat umumnya.

    Jangan Indonesia dijadikan ajang politik bagi bisnis atau pedagang dari luar negeri dengan aturan negaranya yang jauh lebih maju. 

SOLUSINYA

Kita butuh mensosialisasikan, mentransformasi masyarakat akan jenis-jenis plastik, agar konsumen yang memilih sesuai dengan kemampuannya.

Pengguna kantong plastik relatif masih lebih sedikit daripada kemasan produk seperti : mi instan, shampoo, kopi dan lain-lain. Ini permasalahan yang besar bagaikan puncak gunung es.

Solusinya adalah melakukan edukasi ke masyarakat untuk mengurangi sampah plastik, dimana semuanya harusnya bio-degradable dan sesuai kemapuan ekonomi. Mulai dari desa sampai kota, dari pantai sampai ke gunung, dari peternakan sampai ke pertanian. Kenyataan di lapangan, “OXO” adalah salah satu solusi untuk kondisi saat ini.

Bisakah dibayangkan satu bungkus nasi, yang mana harga nasi cuma Rp. 5.000,– dibungkus dengan bungkusan seharga Rp. 20.000,–. Apakah masuk akal ?

Jika dilarang, apa pengganti pembungkus nasi itu? Apakah dapat digantikan dengan daun pisang, daun jati ataupun rantang?

Keadaan di lapangan sangat sedikit penjual plastik yang ramah lingkungan, yang terjadi masih “B to B” (Business to Business).

Masyarakat pelaku paling besar dibiarkan tidak di edukasi mengenai hal ini, yang ada peraturan pemerintah, dan peraturan tanpa sosialisasi ke masyarakat umumnya, terutama masyarakat bawah.

Perlu terobosan dan gerakan untuk menginformasikan serta memetakan kebutuhan dan kemampuan masyarakat. Terlalu banyak hoax mengenai pasltik, karena semua berlatar belakang untuk bisnis dan keuntungan semata, tapi tidak merubah perilaku masayarakat dalam memilah dan mengurangi sampah.

Sebagian peraturan tanpa transformasi tidak akan berdampak apa-apa dan sukses.

Memilih plastik yang tepat saat ini. Di pasar terdapat berjenis-jenis plastik dengan teknologi berbeda, antara lain :

Ecoplastic : sustainable, prosesnya mahal, mudah terurai, harga mahal

Enviplast : Mudah larut dan masih mahal, serta ada PVA

OXO : tidak sustainable, proses mudah, dapat terurai (18 – 25 bulan), serta harga terjangkau

Tanpa edukasi dan transformasi sebuah inovasi adalah kesia-siaan. Problem tetap ada dan tidak pernah usai. Kita tidak bisa ber-status quo, harus memilih.

Dengan itu kami, Gerakan PASTI mengadakan Green Initiative Award 2020 sebagai ajang sosialisasi dan edukasi kepada industri dan masyarakat untuk sadar sampah dan bijak dalam menggunakan plastik.

Acara sosialisasi ini kami adakan pada 16 Januari 2020 lalu, kami mengundang para Industri F&B, rumah sakit, pusat perbelanjaan, perusahaan Transportasi, hingga end user.

Dalam sosialisasi ini kami meluncurkan sayembara Green Initiative Award 2020 yang dapat diikuti oleh 4 kategori industri yaitu, Hotel, Rumah Sakit, Kantor dan Retail. Sayembara ini diadakan untuk mengukur suatu fasilitas sudah Green atau belum, dinilai dari beberapa aspek seperti:

  1. Penggunaan Amenitas sehari-hari
  2. Pembuangan / pengaturan sampah
  3. Green Procurement
  4. Dsb

Para industri memliki waktu sebulan untuk mengisi form sayembara dan dikirimkan kepada kami untuk dilakukan penjurian oleh juri. Green Initiative Award diadakan pada 19 Februari 2020 di Jakarta Design Center.

Apa sih Plastik Oxo-biodegradable itu?

Pernah dengar plastik Oxo? Atau pernah lihat kantong plastik di supermarket dengan label “Oxo-biodegradable Plastic”?

Seiring dengan semakin masifnya permasalahan sampah, banyak teknologi diciptakan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik tersebut. Salah satunya adalah teknologi plastik oxo-biodegradable.

Plastik oxo-biodegradable merupakan plastik biasa yang ditambahkan aditif dalam proses pembuatannya dengan dosis 1% s/d 5% tergantung pengaplikasian plastik yang berfungsi untuk memperpendek rantai karbon plastik sehingga plastik tersebut lebih cepat dimakan mikroba dan terurai menjadi biomassa, H2O, dan CO2.

Bagaimana cara terurainya?

Proses terurai plastik oxo-biodegradable diuji menggunakan standar pengujian Amerika, ASTM D6954, yang terjadi dalam 3 tahapan:

Tahap Oksidasi

UV, panas, dan/atau berbagai kondisi alam lainnya akan mendegradasi plastik yang ditunjukkan oleh penurunan bobot molekul

Tahap Biodegradasi:

menghasilkan mikropartikel (BUKAN mikroplastik) dengan bobot molekul rendah yang ‘dimakan’ oleh mikroba,
terdegradasi menjadi biomasa, H2O, dan CO2

Uji Ekotoksisitas:

Residu biomasa dimakan oleh cacing tanah, digunakan dalam pembibitan, penanaman pohon, serta dimasukkan ke dalam air untuk memastikan tidak ada efek negatif pada ekosistem

Plastik oxo sudah banyak digunaka

n tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara lain, terutama di negara-negara beriklim panas seperti Saudi Arabia, Pakistan, dlsb.

Sumber:

1.  www.biodeg.org (Oxo-biodegradable Plastics Association di Eropa) dan www.obpf.org (Oxo-biodegradable Plastics Federation).

2.   http://www.biodeg.org/Rethinking%20the%20future%20of%20plastics%20%20-%208-2-18.pdf